Kementerian Luar Negeri Iran mengeluarkan pernyataan yang menyerukan penerapan embargo senjata terhadap Israel serta menuntut pengusiran negara tersebut dari keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Seruan ini disampaikan oleh pihak Iran pada Minggu (10/11) sebagai tanggapan atas serangan udara mematikan yang terjadi di Suriah, yang menewaskan sembilan orang termasuk seorang komandan Hizbullah. Insiden ini semakin memperburuk ketegangan yang sudah lama terjadi antara Iran dan Israel, terutama karena kedua negara telah terlibat konflik diplomatik yang berkepanjangan terkait pengaruh dan penguasaan kawasan Timur Tengah.
Menurut laporan kantor berita AFP pada Senin (11/11/2024), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, mengutuk keras tindakan Israel yang dianggapnya sebagai serangan agresif. Ia mengatakan bahwa Teheran “mengutuk keras serangan agresif yang dilakukan hari ini oleh rezim Zionis terhadap sebuah bangunan tempat tinggal” yang terletak di Damaskus, ibu kota Suriah. Menurut Baghaei, serangan tersebut bukan hanya sebuah tindakan militer, melainkan juga pelanggaran serius terhadap kedaulatan Suriah serta ancaman langsung terhadap stabilitas di kawasan.
Lebih lanjut, Baghaei menyerukan agar masyarakat internasional mengambil tindakan tegas terhadap Israel, termasuk menerapkan embargo senjata untuk mencegah negara tersebut memperoleh senjata yang bisa digunakan dalam konflik di Timur Tengah. Selain embargo senjata, Iran juga menuntut agar Israel dikeluarkan dari keanggotaan PBB. Iran berpendapat bahwa Israel, yang terus-menerus melakukan pelanggaran terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia, tidak layak menjadi anggota organisasi internasional yang berkomitmen pada perdamaian dan keamanan global.
Seruan Iran untuk penerapan embargo senjata dan pengusiran Israel dari PBB menambah ketegangan yang sudah memanas di kawasan Timur Tengah. Sejak lama, Iran dan Israel telah bersaing dalam memperebutkan pengaruh di kawasan ini, terutama melalui dukungan terhadap kelompok-kelompok bersenjata yang saling berseberangan. Iran diketahui memberikan dukungan penuh kepada kelompok Hizbullah di Lebanon serta beberapa kelompok militan di Palestina. Sementara itu, Israel, yang menganggap Iran sebagai ancaman eksistensial, telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah perkembangan pengaruh Iran di wilayah tersebut, termasuk dengan cara militer.
Dalam pernyataan resminya, Baghaei menggarisbawahi bahwa tindakan Israel terhadap Suriah dianggap melanggar norma dan etika internasional serta bertentangan dengan prinsip-prinsip perdamaian yang dijunjung tinggi oleh PBB. Ia mendesak agar negara-negara anggota PBB mendukung permintaan Iran ini untuk mendorong terwujudnya stabilitas di Timur Tengah. Selain itu, ia menambahkan bahwa embargo senjata dapat mencegah terjadinya kekerasan lebih lanjut yang disebabkan oleh intervensi Israel di kawasan tersebut.
Pernyataan keras dari Kementerian Luar Negeri Iran ini juga menggarisbawahi posisi Iran yang ingin menunjukkan pengaruhnya dalam isu-isu geopolitik di Timur Tengah, khususnya dalam mendukung negara-negara yang menjadi target serangan Israel. Iran berharap langkah ini dapat menciptakan kesadaran di kalangan negara-negara lain mengenai ancaman yang ditimbulkan oleh Israel, sekaligus memobilisasi dukungan untuk pembatasan aktivitas militer Israel.
Tanggapan dari komunitas internasional terhadap permintaan Iran ini masih belum jelas, tetapi seruan tersebut diharapkan dapat memicu berbagai reaksi, baik dari negara-negara sekutu Israel seperti Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, maupun dari negara-negara Timur Tengah yang memiliki kepentingan terkait. Banyak pengamat politik internasional memprediksi bahwa seruan Iran ini akan memicu perdebatan lebih lanjut di PBB terkait posisi Israel dalam organisasi tersebut dan potensi pembatasan senjata terhadap negara tersebut.
Pernyataan Baghaei juga diiringi dengan seruan agar negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara bersatu dalam menentang keberadaan dan tindakan Israel di kawasan. Beberapa negara di kawasan tersebut memang memiliki pandangan yang sejalan dengan Iran terkait Israel, dan Iran berharap dapat membangun aliansi dengan negara-negara ini untuk mendorong penerapan sanksi yang lebih luas terhadap Israel di kancah internasional.
Meskipun Dewan Keamanan PBB belum merespons permintaan Iran secara resmi, pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Iran ini kemungkinan besar akan memperdalam diskusi mengenai isu-isu kritis di Timur Tengah, khususnya menyangkut konflik dan ketegangan antara Israel dan negara-negara yang menentangnya.